"IMF mengumumkan kondisi ekonomi kita baik, dari sisi moneter, fiskal, dan struktur. Ini sebuah informasi yang baik, tapi tidak usah senang dulu dengan kata-kata seperti ini," tegas Jokowi saat Sarasehan dengan 100 Ekonom di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12/2016).
Dijelaskannya, risiko ekonomi saat ini sebagian besar berasal dari faktor eksternal. Salah satunya ketidakpastian ekonomi, seperti kebijakan di Amerika Serikat (AS), rencana kenaikan tingkat bunga The Fed, dan pelemahan ekonomi Tiongkok.
"Apa yang harus kita kerjakan? Ini yang harus disikapi dengan rasa optimisme karena kondisi tekanan hampir sama di seluruh negara," kata Jokowi.
Jokowi mengaku, keluhan kepala negara atau pemerintahan semua negara hampir sama, yakni pelemahan pertumbuhan ekonomi, kesulitan mencari investasi atau mendatangkan uang masuk.
"Negara kita mau menarik investasi sebesar-besarnya, ini yang ingin kita kerjakan," ucap Mantan Walikota Solo itu.
Oleh karenanya, Jokowi telah memberikan perintah kepada para menteri ekonomi, terutama Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus mampu mengejar target investasi sebesar Rp 670 triliun di 2017. Kemudian meningkat signifikan menjadi Rp 840 triliun di 2018 dan totalnya 45 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Target investasi ini harus dikejar dengan jurus apapun dan cara apapun," harap Jokowi. (Fik/Gdn)
Sumber - liputan6.com
rhd - rifanfinancindo
No comments:
Post a Comment