PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - JAKARTA - Beberapa
bulan lalu semua partai politik seakan kebakaran jenggot ketika Gubernur
DKI Jakarta Basuki T Purnama menyatakan niatnya maju pilkada lewat
jalur independen.
Politikus, baik tingkat lokal maupun nasional, angkat
suara mengenai arti penting partai politik dalam demokrasi dan bahaya
deparpolisasi.
Ironisnya, setelah masa pendaftaran
pasangan calon Pilkada DKI 2017 akhirnya dibuka, tidak ada satu partai
pun yang berani mengusung kader untuk posisi calon gubernur. Kader
partai hanya ditempatkan di posisi orang nomor dua.
Malahan, koalisi Partai
Demokrat-PAN-PKB-PPP memilih mengusung Agus Yudhoyono-Sylviana Murni
yang sama-sama bukan hasil kaderisasi partai politik.
Koordinator Komite Pemilih Indonesia
(TePI) Jeirry Sumampow mengatakan, apa yang terjadi di Pilgub DKI 2017
ini harus jadi pelajaran bagi partai politik.
Karena, terbukti bahwa
sistem kaderisasi mereka gagal menghadirkan pemimpin yang dapat menarik
hati masyarakat.
"Ketidakpercayaan masyarakat terhadap
kader partai menjadi salah satu alasan parpol mengusung calon
non-partai," ujar Jeirry, Senin (26/9).
Jeirry mengatakan, warga Jakarta sudah
terlalu sering disuguhi perangai politikus yang mencla-mencle.
Masyarakat menilai hal itu sebagai bentuk ketidakkonsistenan kader serta
parpolnya. Menurut Jeirry, kalaupun masyarakat memilih parpol, itu
karena keterpaksaan.
Parpol, kata Jeirry, memilih figur
nonpartai sebagai strategi untuk mendulang suara. Figur seperti Basuki T
Purnama dan Anies Baswedan dinilai telah dikenal masyarakat serta
memiliki pengalaman yang cukup untuk memimpin Jakarta.
"Memajukan orang partai tidak strategis
untuk partai, bisa jadi bunuh diri karena seperti mengantarkan diri
sendiri ke kekalahan. Jadi kan semua ingin menang, jadi pilihannya harus
orang yang profesional," kata Jeirry.
Hal senada dikatakan Koordinator
Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin "Dari tiga
calon gubernur (DKI), tidak ada yang kader internal partai. Ini
membuktikan bahwa proses kaderisasi di partai politik kurang akseleratif
sehingga partai harus mencari dari luar," ungkap dia. (wok/dil/jpnn)
rhd - rifanfinancindo
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
No comments:
Post a Comment